Rabu, 12 Desember 2012
Pertumbuhan Janin dalam Kandungan
Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi. Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting yaitu: tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak terbentuk dalam pertumbuhan; embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh; janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk manusia.
Bulan ke-0
Gambar 1. Zigot
Minggu ke-4/ Bulan ke-1
Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah terbentuk.
Gambar 2. Janin 4 minggu
Minggu ke-8/ Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.
Gambar 3. Janin 8 minggu
Minggu ke-12/ Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin.
Gambar 4. Janin 12 minggu
Minggu ke-16/ Bulan ke-4
Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas simpisis – pubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin. Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya.
Gambar 5. Janin 16 minggu
Minggu ke-20/ Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat. Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan menendang.
Gambar 6. Janin 20 minggu
Minggu ke-24/ Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat. Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.
Gambar 7. Janin 24 minggu
Minggu ke-28/ Bulan ke-7
Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara pertengahan pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.
Gambar 8. Janin 28 minggu
Minggu ke-32/ Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif.
Gambar 9. Janin 32 minggu
Minggu ke-36/ Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna.
Gambar 10. Janin 36 minggu
Minggu ke-40/ Bulan ke-10
Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari bawah prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir tidak ada lanugo.
Gambar 11. Janin 40 minggu
Referensi
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Cara Pakai Kondom Wanita
Kondom wanita kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan, berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau kemaluan wanita. Kondom wanita berfungsi untuk mencegah kehamilan dan mengurangi resiko penyakit menular seksual. Kondom wanita memiliki dua ujung di mana ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung yang lain ke arah luar terbuka.
Cara kerja kondom wanita sama dengan cara kondom lelaki, yaitu mencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya benar.
- Tahap 1
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
- Tahap 2
Sebelum hubungan seksual, perhatikan kondom wanita. Kondom wanita punya ring yang lebar (outer ring) untuk bagian luar dan ring yang kecil (inner ring) untuk bagian dalam.
- Tahap 3
Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi ring, dan dengan jari lain pada sisi yang berseberangan, kemudian tekan sehingga sisi ring yang berseberangan akan bersentuhan dan bentuk inner ring menjadi lonjong.
- Tahap 4
Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di atas kursi, jongkok maupun berbaring.
- Tahap 5
Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati. Sewaktu kondom masuk ke dalam vagina, gunakan jari telujuk untuk menekan inner ring lebih jauh ke dalam vagina. Pastikan kondom jangan sampai berputar, dan outer ring (ring yang besar) tetap berada di luar.
- Tahap 6
Berikan sedikit minyak pelicin pada penis atau bagian dalam kondom. Bantu penis masuk ke dalam kondom.
- Tahap 7
Pasca coitus, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar bagian outer ring untuk menjaga air mani yang tertampung di dalam kondom tidak tumpah. Keluarkan kondom secara hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke tempat yang aman (tempat sampah). Jangan buang di toilet.
Video cara pakai kondom wanita
Referensi
avert.org/female-condom.htm diunduh 4 Maret 2010, 9:58 PM.health.state.ny.us/publications/9571.pdf diunduh 4 Maret 2010, 10:01 PM.
kondomku.com/page_3 diunduh 28 Feb. 2010, 10:25 PM.
organisasi.org/kondom_untuk_wanita_cewek_perempuan_dan_cara_memakai_menggunakan_condom_khusus_kaum_hawa_informasi_ilmu_seksologi_indonesia diunduh 5 Maret 2010, 04:07 PM.
plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/female-condom-4223.htm diunduh 4 Maret 2010, 1:54 PM.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 17- MK 21).
youtube.com/watch?v=zjmoQlAQP4Y
Kata Kunci
kondom wanita, cara menggunakan kondom, cara memakai kondom wanita, kondom untuk wanita, cara pakai kondom wanita, kondom perempuan, cara pakai kondom perempuan, cara memakai kondom perempuan, cara pemakaian kondom wanita, cara menggunakan kondom wanita, gambar kondom lelaki, video cara memakai kondom, condom wanita, cara pemakaian kondom perempuan, efek samping kondom, cara mengunakan kondom, macam macam kondom wanita, bentuk kondom wanita, gambar kondom perempuan, gambar cara pemakaian kondom, kb dengan kondom, kondomwanita, cara memakai kondom cewek, cara memakai kondom video, jenis kondom wanita.Hasil Penelitian Skripsi KEK
BAB
V
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan
energi kronik (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu Kab
Gowa mulai tanggal 19 Juni sampai 13 Juli 2012 dengan mengambil 120 ibu hamil
sebagai sampel, hasil penelitian dianalisis dengan tujuan penelitian, dan di
sajikan sebagai berikut :
1. Analisis
Univariat
a. Umur ibu hamil
Tabel
1 Distribusi ibu hamil menurut kelompok umur ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Somba Opu
Kab
Gowa Tahun 2012
Kelompok
umur
|
Frekuensi
|
Persentase
|
≤ 19
20-22
23-25
26-28
29-31
32-34
35-37
≥ 38
|
4
16
17
24
28
15
10
6
|
3,3
13,3
14,2
20,0
23,3
12,5
8,3
5,0
|
Jumlah
|
120
|
100,0
|
Sumber: Data primer
2012
Download klik disini
KEK PADA IBU HAMIL
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil
yang ditandai dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm adalah salah satu masalah gizi nasional yang selalu mendapat prioritas atau
perhatian karena selain prevalensinya masih tinggi dan bersifat fenomena gunung
es (ice hild fenomena) juga menberikan dampak tingginya prevalensi bayi
lahir rendah, bayi lahir premature
(tidak cukup bulan), bahkan mengakibatkan tingginya kematian neonatal, neonatal dan kematian ibu, sedangkan bayi
berat badan lahir rendah.
Menurut data
WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara
berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu
kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan
negara maju dan 51 negara persemakmuran. (WHO, 2011)
Disparitas kematian ibu antar wilayah di
Indonesia masih cukup besar dan masih relatif labstraction. abstraction.ebih tinggi jika dibandingkan dengan
negara-negara anggota ASEAN misalnya resiko kematian ibu karena melahirkan di
Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Pada
tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia angka 307 per 100.000
kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap
tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau
persalinan. (Yulia, 2009)
Di
Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama yang
kemungkinan disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi, sehingga
zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan
pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang
seharusnya. Banyak anak yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau
sering disebut gizi buruk. Jika sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan
Energi Kronik (KEK). Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Indonesia
adalah negara yang kaya akan SDA (sumber daya alam). (Chinue, 2009)
Dari data SUSENAS pada tahun 1999 menunjukkan
bahwa status gizi pada WUS yang menderita KEK (LILA < 23.5 cm) sebanyak 24.2
%. Hasil analisis IMT pada 27 ibukota propinsi menunjukkan KEK pada wanita
dewasa (IMT< 18.5) sebesar 15.1 %. (Raden, 2009)
Data SDKI tahun 1997 angka kematian bayi
adalah 52.2 per 1000 kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka
kematian ibu adalah 390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
dari data Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah
27.6 %. (Khansima, 2010)
Di
Sulawesi Selatan persentase WUS yang mempunyai resiko KEK sebesar 17,5%. Hal
ini menunjukkan bahwa kawasan Timur Indonesia masih memeperlukan perhatian yang
lebih besar dalam upaya peningkatan gizi masyarakat. Jenis dan besaran masalah
gizi di Indonesia tahun 2001-2003 menunjukkan 2 juta ibu hamil menderita anemia
gizi, 300 ribu BBLR setiap tahun, 5 juta balita gizi kurang, 8,1 juta anak
setiap tahun dan 3,5 juta remaja dan wanita usia subur menderita anemia gizi
besi, dan 30 juta kelompok usia produktif KEK. (Depkes, 2011)
Data yang bersumber dari Bidang Bina
Kesehatan Masyarakat menunjukkan terjadinya penurunan KEK khususnya pada Ibu
Hamil (Bumil). Pada tahun 2006 tercatat 3,06 % Bumil KEK, jumlah tersebut
menurun pada tahun 2007 dimana KEK menjadi 2,5 %. Hal ini ditunjang oleh
pelayanan kesehatan yang baik, asupan gizi yang membaik, serta peran aktif dari
kader-kader gizi yang ada di Kota Makassar. (Profil Dinkes Kota Makassar, 2010)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Somba opu Kab Gowa. Yang menderita KEK pada ibu hamil
terdapat sebanyak 134 orang pada tahun 2011 dan kemudian pada tahun 2012 mulai
bulan januari sampai bulan maret sebanyak 50 orang jadi jumlah keseluruhan sebanyak 184
orang.(Puskesmas Somba Opu 2011)
Berdasarkan uraian di atas
penelliti sangat tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan ibu, frekuensi
makan, asupan makanan, jarak kehamilan dengan
KEK pada ibu hamil.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dikemukakan
sebagai berikut:
1.
Apakah
pengetahuan ibu berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun
2012 ?
2.
Apakah frekuensi
makan berhubungan dengan kejadian KEK pada
ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
3.
Apakah asupan
makanan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun
2012 ?
4.
Apakah jarak
kehamilan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun
2012 ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil
b.
Untuk
mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
c.
Untuk
mengetahui hubungan frekuensi makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
d.
Untuk
mengetahui hubungan asupan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat
Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada
Puskesmas Somba Opu untuk
lebih memperhatikan masalah KEK
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas itu sendiri.
2. Manfaat
Praktis
Penelitian ini menjadi
pengalaman berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentang KEK Pada
ibu hamil serta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengecam
pendidikan.
3. Manfaat
Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan atau referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya.
Klik Disini untuk Download Versi Lengkap
Langganan:
Postingan (Atom)