Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Balita
Sel-sel
saraf otak balita berkembang sangat pesat. Hal ini dapat diketahui dari
penambahan berat otak ataupun lingkar kepala balita. Ketika bayi lahir,
beratnya sekitar 25% dari otak orang dewasa. Kemudian pada usia setahun
beratnya sudah mencapai 70% usia otak dewasa. Proses perkembangan otak
ini berlangsung sangat cepat hingga balita berusia 3 tahun. Setelah ini
proses akan berjalan melambat, yakni pada usia sekolah dan usia remaja.
Tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan balita adalah :
- Faktor genetik.
- Faktor gizi.
- Faktor lingkungan.
Sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukan mana di antara ketiga faktor tersebut yang berperan lebih besar.
- Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan tetapi faktor ini bukan yang terpenting.
- Faktor gizi.
Ternyata faktor gizi juga berpengaruh
sangat besar terhadap perkembangan kecerdasan selama masa pesat tumbuh
(growth spurt) otak yakni sekitar masa kelahiran sampai bayi berusia 18
bulan. Kekurangan Energi Protein yang terjadi pada saat janin berada
dalam kandungan akan berdampak berkurangnya berat otak sampai 13 persen.
Berkurangnya berat otak ini karena jumlah dan ukuran sel otak berkurang
yang disebabkan oleh terhambatnya sintesis protein.
Kurang berkembangannya otak karena
Kekurangan Energi Protein yang terjadi selama masa pesat tumbuh (growth
spurt) otak akan sulit dikejar. Dampak Kekurangan Energi Protein ini
juga menyebabkan mielinisasi berkurang. Mielinisasi adalah proses
pembentukan mielin yang berfungsi sebagai penghantar impuls. Kekurangan
Energi Protein menyebabkan IQ berkurang, kemampuan pengenalan geometrik
dan kemampuan berkonsentrasi rendah.
Asam Lemak Esensial juga mempunyai peran penting dalam peningkatan tingkat kecerdasan anak.
Bersama kolesterol, Asam Lemak Esensial membentuk 75 persen pembungkus urat saraf dalam otak yang mempercepat penghantaran impuls saraf. Asam Lemak Esensial merupakan asam lemak yang tidak dapat dibuat dalam tubuh kita.
Dua jenis Asam Lemak Esensial yang penting yaitu Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6.
Bersama kolesterol, Asam Lemak Esensial membentuk 75 persen pembungkus urat saraf dalam otak yang mempercepat penghantaran impuls saraf. Asam Lemak Esensial merupakan asam lemak yang tidak dapat dibuat dalam tubuh kita.
Dua jenis Asam Lemak Esensial yang penting yaitu Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6.
Dinyatakan bahwa secara kimia, otak
manusia merupakan organ yang banyak mengandung suatu lapisan tipis
(membran) lemak. Agar membran berfungsi dengan tepat diperlukan Asam
Lemak Omega-3 dan Omega-6.
Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 terdapat
pada Air Susu Ibu (ASI), telur , kedelai, ikan dan produk olahannya
termasuk minyak ikan.
Pedoman yang perlu dipegang adalah agar ibu hamil selalu menjaga kesehatan dan makan makanan bergizi.
Setelah bayi lahir, perlu diberikan:
“ ASI Eksklusif ” selama 4 bulan terus menerus dan dilanjutkan dengan makanan gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) sehingga perkembangan kecerdasan otaknya optimal.
Setelah bayi lahir, perlu diberikan:
“ ASI Eksklusif ” selama 4 bulan terus menerus dan dilanjutkan dengan makanan gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) sehingga perkembangan kecerdasan otaknya optimal.
- Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan berperan dalam
memberikan stimulasi pada otak untuk membangun kabelisasi (sel
penghubung) syaraf dan menghaluskannya. Selama tahun pertama, sangat
penting untuk selalu menghadirkan lingkungan penstimultan otak.
Hilangnya lingkungan penstimultan hanya membuat otak bayi menderita. Ini
kesimpulan dari banyak temuan.
Sebagai contoh :
Temuan di Baylor College of Medicine di
Houston. Bayi yang tak banyak bermain atau jarang mendapat sentuhan,
mengembangkan otak 20-30 persen lebih kecil dibandingkan otak bayi yang
seumur.
Penemuan dilaboratorium ilmu hewan
University of Ullionis di Urbana-Champaign malah lebih ekstrim. Pada
tikus yang tak bermain, terjadi penciutan otak dan pada tikus yang
diberi permainan [jungkitan, tangga maupun treadmill] terjadi penambahan
sinap per neuron hingga 25 persen. Dengan kata lain, pengalaman yang
lebih banyak membuat otak jadi lebih kaya dengan neuron dan sinap.
Jumlah sinap (sel penghubung antar
neuron) ini berhubungan erat dengan tingkat daya kerja otak. Hal ini
terbukti dengan hasil kajian Santiago [1911]. Dari penelitian seiris
otak Albert Einstein ternyata bahwa bagian lobus parietal kiri Einstein
memiliki sel penghubung yang jauh lebih banyak dari pada otak manusia
normal.
Ada anggapan bahwa faktor sosial dan
lingkungan dianggap lebih penting dalam menentukan kecerdasan seorang
anak. Artinya, anak-anak yang kekurangan gizi bisa mengejar perkembangan
mentalnya bila hidup dalam sosial dan lingkungan yang baik. Tetapi
secara teoritis, sebenarnya faktor sosial dan lingkungan ini berperan
kecil bila kekurangan gizi terjadi pada masa pesat tumbuh (growth spurt)
otak, karena kekurangan yang terjadi pada masa tersebut bersifat
irreversible (tidak dapat pulih).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar