Pages

Rabu, 12 Desember 2012

KEK PADA IBU HAMIL


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil yang ditandai dengan lingkar lengan atas < 23,5  cm adalah salah satu masalah gizi  nasional yang selalu mendapat prioritas atau perhatian karena selain prevalensinya masih tinggi dan bersifat fenomena gunung es (ice hild fenomena) juga menberikan dampak tingginya prevalensi bayi lahir  rendah, bayi lahir premature (tidak cukup bulan), bahkan mengakibatkan tingginya kematian neonatal,  neonatal dan kematian ibu, sedangkan bayi berat badan lahir rendah.
Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. (WHO, 2011)
Disparitas kematian ibu antar wilayah di Indonesia masih cukup besar dan masih relatif labstraction. abstraction.ebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN misalnya resiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Pada tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia angka 307 per 100.000 kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. (Yulia, 2009)
Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama yang kemungkinan disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya. Banyak anak yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi buruk. Jika sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan Energi Kronik (KEK). Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA (sumber daya alam). (Chinue, 2009)
Dari data SUSENAS pada tahun 1999 menunjukkan bahwa status gizi pada WUS yang menderita KEK (LILA < 23.5 cm) sebanyak 24.2 %. Hasil analisis IMT pada 27 ibukota propinsi menunjukkan KEK pada wanita dewasa (IMT< 18.5) sebesar 15.1 %. (Raden, 2009)
Data SDKI tahun 1997 angka kematian bayi adalah 52.2 per 1000 kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka kematian ibu adalah 390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dari data Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27.6 %. (Khansima, 2010)
Di Sulawesi Selatan persentase WUS yang mempunyai resiko KEK sebesar 17,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan Timur Indonesia masih memeperlukan perhatian yang lebih besar dalam upaya peningkatan gizi masyarakat. Jenis dan besaran masalah gizi di Indonesia tahun 2001-2003 menunjukkan 2 juta ibu hamil menderita anemia gizi, 300 ribu BBLR setiap tahun, 5 juta balita gizi kurang, 8,1 juta anak setiap tahun dan 3,5 juta remaja dan wanita usia subur menderita anemia gizi besi, dan 30 juta kelompok usia produktif KEK. (Depkes, 2011)
Data yang bersumber dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat menunjukkan terjadinya penurunan KEK khususnya pada Ibu Hamil (Bumil). Pada tahun 2006 tercatat 3,06 % Bumil KEK, jumlah tersebut menurun pada tahun 2007 dimana KEK menjadi 2,5 %. Hal ini ditunjang oleh pelayanan kesehatan yang baik, asupan gizi yang membaik, serta peran aktif dari kader-kader gizi yang ada di Kota Makassar. (Profil Dinkes Kota Makassar, 2010)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Somba opu Kab Gowa. Yang menderita KEK pada ibu hamil terdapat sebanyak 134 orang pada tahun 2011 dan kemudian pada tahun 2012 mulai bulan januari sampai bulan maret sebanyak 50 orang jadi jumlah keseluruhan sebanyak 184 orang.(Puskesmas Somba Opu 2011)
Berdasarkan uraian di atas penelliti sangat tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan ibu, frekuensi makan, asupan makanan, jarak kehamilan dengan KEK pada ibu hamil.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dikemukakan sebagai berikut:
1.    Apakah pengetahuan ibu berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
2.    Apakah frekuensi makan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
3.    Apakah asupan makanan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
4.    Apakah jarak kehamilan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
C.   Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil
b.    Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
c.    Untuk mengetahui hubungan frekuensi makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
d.    Untuk mengetahui hubungan asupan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
D.   Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.  Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Puskesmas Somba Opu untuk lebih memperhatikan masalah KEK Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas itu sendiri.
2.  Manfaat Praktis
Penelitian ini menjadi pengalaman berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentang KEK Pada ibu hamil serta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengecam pendidikan.
3.  Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan atau referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
Klik Disini untuk Download Versi Lengkap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar