BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil
yang ditandai dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm adalah salah satu masalah gizi nasional yang selalu mendapat prioritas atau
perhatian karena selain prevalensinya masih tinggi dan bersifat fenomena gunung
es (ice hild fenomena) juga menberikan dampak tingginya prevalensi bayi
lahir rendah, bayi lahir premature
(tidak cukup bulan), bahkan mengakibatkan tingginya kematian neonatal, neonatal dan kematian ibu, sedangkan bayi
berat badan lahir rendah.
Menurut data
WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara
berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu
kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan
negara maju dan 51 negara persemakmuran. (WHO, 2011)
Disparitas kematian ibu antar wilayah di
Indonesia masih cukup besar dan masih relatif labstraction. abstraction.ebih tinggi jika dibandingkan dengan
negara-negara anggota ASEAN misalnya resiko kematian ibu karena melahirkan di
Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Pada
tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia angka 307 per 100.000
kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap
tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau
persalinan. (Yulia, 2009)
Di
Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama yang
kemungkinan disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi, sehingga
zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan
pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang
seharusnya. Banyak anak yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau
sering disebut gizi buruk. Jika sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan
Energi Kronik (KEK). Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Indonesia
adalah negara yang kaya akan SDA (sumber daya alam). (Chinue, 2009)
Dari data SUSENAS pada tahun 1999 menunjukkan
bahwa status gizi pada WUS yang menderita KEK (LILA < 23.5 cm) sebanyak 24.2
%. Hasil analisis IMT pada 27 ibukota propinsi menunjukkan KEK pada wanita
dewasa (IMT< 18.5) sebesar 15.1 %. (Raden, 2009)
Data SDKI tahun 1997 angka kematian bayi
adalah 52.2 per 1000 kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka
kematian ibu adalah 390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
dari data Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah
27.6 %. (Khansima, 2010)
Di
Sulawesi Selatan persentase WUS yang mempunyai resiko KEK sebesar 17,5%. Hal
ini menunjukkan bahwa kawasan Timur Indonesia masih memeperlukan perhatian yang
lebih besar dalam upaya peningkatan gizi masyarakat. Jenis dan besaran masalah
gizi di Indonesia tahun 2001-2003 menunjukkan 2 juta ibu hamil menderita anemia
gizi, 300 ribu BBLR setiap tahun, 5 juta balita gizi kurang, 8,1 juta anak
setiap tahun dan 3,5 juta remaja dan wanita usia subur menderita anemia gizi
besi, dan 30 juta kelompok usia produktif KEK. (Depkes, 2011)
Data yang bersumber dari Bidang Bina
Kesehatan Masyarakat menunjukkan terjadinya penurunan KEK khususnya pada Ibu
Hamil (Bumil). Pada tahun 2006 tercatat 3,06 % Bumil KEK, jumlah tersebut
menurun pada tahun 2007 dimana KEK menjadi 2,5 %. Hal ini ditunjang oleh
pelayanan kesehatan yang baik, asupan gizi yang membaik, serta peran aktif dari
kader-kader gizi yang ada di Kota Makassar. (Profil Dinkes Kota Makassar, 2010)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Somba opu Kab Gowa. Yang menderita KEK pada ibu hamil
terdapat sebanyak 134 orang pada tahun 2011 dan kemudian pada tahun 2012 mulai
bulan januari sampai bulan maret sebanyak 50 orang jadi jumlah keseluruhan sebanyak 184
orang.(Puskesmas Somba Opu 2011)
Berdasarkan uraian di atas
penelliti sangat tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan ibu, frekuensi
makan, asupan makanan, jarak kehamilan dengan
KEK pada ibu hamil.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dikemukakan
sebagai berikut:
1.
Apakah
pengetahuan ibu berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun
2012 ?
2.
Apakah frekuensi
makan berhubungan dengan kejadian KEK pada
ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
3.
Apakah asupan
makanan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun
2012 ?
4.
Apakah jarak
kehamilan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun
2012 ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil
b.
Untuk
mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
c.
Untuk
mengetahui hubungan frekuensi makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
d.
Untuk
mengetahui hubungan asupan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat
Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada
Puskesmas Somba Opu untuk
lebih memperhatikan masalah KEK
Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas itu sendiri.
2. Manfaat
Praktis
Penelitian ini menjadi
pengalaman berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentang KEK Pada
ibu hamil serta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengecam
pendidikan.
3. Manfaat
Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan atau referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya.
Klik Disini untuk Download Versi Lengkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar