Pages

Selasa, 11 Desember 2012

MENGAPA HARUS MINUM SUSU, KALAU MINUM SUSU MEMICU KEHILANGAN KALSIUM

Didalam benak kita telah tertanam pendapat yang menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi susu sapi secara rutin maka tulang dan gigi kita akan kuat, dan kita bisa terhindar dari masalah kerapuhan tulang atau osteoporosis. Tapi benarkah?

Susu memang menyediakan kalsium, tapi ironisnya susu juga dapat memicu hilangnya kalsium didalam tubuh. Hal ini karena konsumsi protein yang berlebih yang terdapat didalam susu sapi bisa meningkatkan kebutuhan mineral tubuh untuk menetralisir asam yang terbentuk dari hasil pencernaan protein hewani susu sapi. Mineral itu meliputi kalsium dan magnesium yang mayoritas disimpan didalam tulang. Bila kalsium tulang diambil untuk menetralisir kondisi asam darah, maka tulang akan kehilangan kalsium. Faktanya, pengeluaran kalsium dan hilangnya massa tulang meningkat sebanding dengan jumlah protein hewani yang dikonsumsi.

Singkatnya susu adalah substansi pembentuk asam didalam tubuh. Penumpukan asam pada tubuh juga beresiko terhadap proses penuaan dini dan kanker. Hal yang terbaik, seharusnya tubuh (darah) memiliki lingkungan yang sedikit basa. Diet tinggi susu, daging, unggas, berarti banyak protein yang dicerna, dan tubuh kita menjadi asam. Para vegetarian, sebagai contoh, hanya membutuhkan sekitar separuh kalsium dibanding pemakan daging, sehingga kehilangan kalsium tulangnya lebih sedikit.

Susu sapi juga mengandung posfor. Ketika kalsium dan posfor mencapai usus halus pada saat bersamaan maka mereka bersaing didalam penyerapan. Lebih banyak posfor membuat berkurangnya kalsium yang masuk ke tubuh. Beberapa senyawa posfat membentuk garam kalsium yang tidak larut didalam usus halus. Sebagai tambahan, posfor yang berlebih dapat memicu pengeluaran hormon paratiroid yang akan mengambil kalsium keluar dari tulang.

Tidak semua kalsium masuk ke dalam tubuh. Banyak komponen makanan seperti posfat, vitamin D, serat, protein dan hormon dapat mengubah penyerapan kalsium pada diet kita. Sebagai contoh, susu sapi memiliki 1200 mg kalsium perliternya, sedangnya ASI hanya 300 mg, tetapi total kalsium yang diserap oleh bayi dengan ASI lebih tinggi dibanding bayi yang minum susu sapi. Hal ini karena posfat dan asam palmitat pada susu sapi mengurangi penyerapan kalsium oleh tubuh. Rasio kalsium/posfor sangat penting bagi pembentukan tulang. Rasio yang ideal adalah 2.5:1, terlalu banyak posfor yang dikonsumsi akan merusak rasio tersebut dan hasilnya akan memicu hilangnya massa tulang tubuh. Rasio pada susu sapi hanya 1.3 :1.

Kalau minum susu sapi tidak menjamin membantu meningkatkan kalsium tulang, lalu bagaimana cara kita agar mendapatkan tulang kuat dan terhindar dari kerapuhan tulang?

Kalsium bukan satu satunya cara untuk meningkatkan kekuatan dan kepadatan tulang. Pada beberapa kasus pemberian dosis tinggi kalsium tidak menunjukan manfaat pada pencegahan osteoporosis, justru sebaliknya dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan seperti terjadinya deposit kalsium pada arteri, nyeri dada, irama jantung tidak beraturan (aritmia), hipertensi, dan batu ginjal. Pada beberapa studi, efek pemberian kalsium dosis tinggi tidak berpengaruh secara signifikan pada kepadatan mineral tulang trabecular dan hanya sedikit berpengaruh pada tulang cortical, padahal demineralisasi tulang trabecular merupakan faktor penentu osteoporosis.

Kalsium membutuhkan magnesium sebagai penyeimbang, yang akan mengatur persediaan kalsium tubuh sehingga menghindari deposit kalsium pada arteri ataupun batu ginjal. Kalsium juga membutuhkan vitamin D yang membantu penyerapan dan penyimpanan kalsium. Tanpa vitamin D yang cukup kalsium tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Pencernaan kalsium juga bergantung pada kecukupan asam lambung, padahal semakin bertambah umur, produksi asam lambung menurun, yang mengakibatkan kalsium tidak tercerna dengan baik.

Kerapuhan tulang (osteoporosis) bukanlah penyakit yang mengerikan jika kita melakukan pencegahan sedini mungkin terutama ketika usia diatas 35 tahun dimana kehilangan massa tulang berlangsung secara signifikan. Kurangi konsumsi protein hewani, gula, makanan olahan, perbanyak sayuran hijau daun & buah, cukup mineral & vitamin , olahraga yang sesuai dan keseimbangan hormonal tubuh. Bila memngingkan tambahan suplemen vitamin dan mineral carilah yang dalam bentuk paling mudah diserap dengan komposisi lengkap. Ditulis oleh Hendri Priadi untuk http://www.cariobat.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar