Pages

Rabu, 12 Desember 2012

Konsep Dasar Ilmu Gizi

download disini

Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil

download disini

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Part 2

download disini

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Part 1

download disini

Gangguan dan Masalah Haid dalam Sistem Reproduksi

download disini

Menghitung Masa Subur

download disini

Menentukan Usia Kehamilan

download disini

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN (Bag.1)

download disini

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil

download disini

Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Hamil

download disini

Post partum

download disini

Pertumbuhan Janin dalam Kandungan

Jun 08, 2011 124 Comments by
Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi. Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting yaitu: tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak terbentuk dalam pertumbuhan; embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh; janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk manusia.
Bulan ke-0
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke-11
Gambar 1. Zigot
Minggu ke-4/ Bulan ke-1
Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan juga sudah terbentuk.
Gambar 2. Janin 4 minggu
Minggu ke-8/ Bulan ke-2
Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.
Gambar 3. Janin 8 minggu
Minggu ke-12/ Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin.
Gambar 4. Janin 12 minggu
Minggu ke-16/ Bulan ke-4
Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas simpisispubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi insulin. Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya.
Gambar 5. Janin 16 minggu
Minggu ke-20/ Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi pusat. Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan menendang.
Gambar 6. Janin 20 minggu
Minggu ke-24/ Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat. Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan.
Gambar 7. Janin 24 minggu
Minggu ke-28/ Bulan ke-7
Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara pertengahan pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir.
Gambar 8. Janin 28 minggu
Minggu ke-32/ Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga di atas pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan gerak aktif.
Gambar 9. Janin 32 minggu
Minggu ke-36/ Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna.
Gambar 10. Janin 36 minggu
Minggu ke-40/ Bulan ke-10
Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari bawah prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir tidak ada lanugo.
Gambar 11. Janin 40 minggu
Referensi
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

Cara Pakai Kondom Wanita

Kondom wanita kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan, berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau kemaluan wanita. Kondom wanita berfungsi untuk mencegah kehamilan dan mengurangi resiko penyakit menular seksual. Kondom wanita memiliki dua ujung di mana ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung yang lain ke arah luar terbuka.
Cara kerja kondom wanita sama dengan cara kondom lelaki, yaitu mencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya benar.
Adapun cara pemakaian kondom wanita, adalah sebagai berikut:
  • Tahap 1
Gambar kondom wanita 1
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
  • Tahap 2
Gambar kondom wanita 2
Sebelum hubungan seksual, perhatikan kondom wanita. Kondom wanita punya ring yang lebar (outer ring) untuk bagian luar dan ring yang kecil (inner ring) untuk bagian dalam.
  • Tahap 3
Gambar kondom wanita 3
Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi ring, dan dengan jari lain pada sisi yang berseberangan, kemudian tekan sehingga sisi ring yang berseberangan akan bersentuhan dan bentuk inner ring menjadi lonjong.
  • Tahap 4
Gambar kondom wanita 4
Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di atas kursi, jongkok maupun berbaring.
  • Tahap 5
Gambar kondom wanita 5
Gambar kondom wanita 6
Gambar kondom wanita 7
Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati. Sewaktu kondom masuk ke dalam vagina, gunakan jari telujuk untuk menekan inner ring lebih jauh ke dalam vagina. Pastikan kondom jangan sampai berputar, dan outer ring (ring yang besar) tetap berada di luar.
  • Tahap 6
Gambar kondom wanita 8
Berikan sedikit minyak pelicin pada penis atau bagian dalam kondom. Bantu penis masuk ke dalam kondom.
  • Tahap 7
Gambar kondom wanita 9
Gambar kondom wanita 10
Pasca coitus, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar bagian outer ring untuk menjaga air mani yang tertampung di dalam kondom tidak tumpah. Keluarkan kondom secara hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke tempat yang aman (tempat sampah). Jangan buang di toilet.

Video cara pakai kondom wanita

Referensi

avert.org/female-condom.htm diunduh 4 Maret 2010, 9:58 PM.
health.state.ny.us/publications/9571.pdf diunduh 4 Maret 2010, 10:01 PM.
kondomku.com/page_3 diunduh 28 Feb. 2010, 10:25 PM.
organisasi.org/kondom_untuk_wanita_cewek_perempuan_dan_cara_memakai_menggunakan_condom_khusus_kaum_hawa_informasi_ilmu_seksologi_indonesia diunduh 5 Maret 2010, 04:07 PM.
plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/female-condom-4223.htm diunduh 4 Maret 2010, 1:54 PM.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 17- MK 21).
youtube.com/watch?v=zjmoQlAQP4Y

Kata Kunci

kondom wanita, cara menggunakan kondom, cara memakai kondom wanita, kondom untuk wanita, cara pakai kondom wanita, kondom perempuan, cara pakai kondom perempuan, cara memakai kondom perempuan, cara pemakaian kondom wanita, cara menggunakan kondom wanita, gambar kondom lelaki, video cara memakai kondom, condom wanita, cara pemakaian kondom perempuan, efek samping kondom, cara mengunakan kondom, macam macam kondom wanita, bentuk kondom wanita, gambar kondom perempuan, gambar cara pemakaian kondom, kb dengan kondom, kondomwanita, cara memakai kondom cewek, cara memakai kondom video, jenis kondom wanita.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

download disini

air puti untuk bayi

download disini

konsumsi banyak ikan akan melahirkana anak cerdas

download disini

balita rawat Gizi

download

kesehatan gizi

download disini

Kesehatan reproduksi

klic disini untuk download 

Hasil Penelitian Skripsi KEK


BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu Kab Gowa mulai tanggal 19 Juni sampai 13 Juli 2012 dengan mengambil 120 ibu hamil sebagai sampel, hasil penelitian dianalisis dengan tujuan penelitian, dan di sajikan sebagai berikut :
1.  Analisis Univariat
a.  Umur ibu hamil
Tabel 1 Distribusi ibu hamil menurut kelompok umur ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu
Kab Gowa Tahun 2012
Kelompok umur
Frekuensi
Persentase
≤ 19
20-22
23-25
26-28
29-31
32-34
35-37
≥ 38
4
16
17
24
28
15
10
6
3,3
13,3
14,2
20,0
23,3
12,5
8,3
5,0
Jumlah
120
100,0
Sumber: Data primer 2012
Download klik disini

KEK PADA IBU HAMIL


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil yang ditandai dengan lingkar lengan atas < 23,5  cm adalah salah satu masalah gizi  nasional yang selalu mendapat prioritas atau perhatian karena selain prevalensinya masih tinggi dan bersifat fenomena gunung es (ice hild fenomena) juga menberikan dampak tingginya prevalensi bayi lahir  rendah, bayi lahir premature (tidak cukup bulan), bahkan mengakibatkan tingginya kematian neonatal,  neonatal dan kematian ibu, sedangkan bayi berat badan lahir rendah.
Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. (WHO, 2011)
Disparitas kematian ibu antar wilayah di Indonesia masih cukup besar dan masih relatif labstraction. abstraction.ebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN misalnya resiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Pada tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia angka 307 per 100.000 kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. (Yulia, 2009)
Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama yang kemungkinan disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya. Banyak anak yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi buruk. Jika sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan Energi Kronik (KEK). Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA (sumber daya alam). (Chinue, 2009)
Dari data SUSENAS pada tahun 1999 menunjukkan bahwa status gizi pada WUS yang menderita KEK (LILA < 23.5 cm) sebanyak 24.2 %. Hasil analisis IMT pada 27 ibukota propinsi menunjukkan KEK pada wanita dewasa (IMT< 18.5) sebesar 15.1 %. (Raden, 2009)
Data SDKI tahun 1997 angka kematian bayi adalah 52.2 per 1000 kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka kematian ibu adalah 390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dari data Susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27.6 %. (Khansima, 2010)
Di Sulawesi Selatan persentase WUS yang mempunyai resiko KEK sebesar 17,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan Timur Indonesia masih memeperlukan perhatian yang lebih besar dalam upaya peningkatan gizi masyarakat. Jenis dan besaran masalah gizi di Indonesia tahun 2001-2003 menunjukkan 2 juta ibu hamil menderita anemia gizi, 300 ribu BBLR setiap tahun, 5 juta balita gizi kurang, 8,1 juta anak setiap tahun dan 3,5 juta remaja dan wanita usia subur menderita anemia gizi besi, dan 30 juta kelompok usia produktif KEK. (Depkes, 2011)
Data yang bersumber dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat menunjukkan terjadinya penurunan KEK khususnya pada Ibu Hamil (Bumil). Pada tahun 2006 tercatat 3,06 % Bumil KEK, jumlah tersebut menurun pada tahun 2007 dimana KEK menjadi 2,5 %. Hal ini ditunjang oleh pelayanan kesehatan yang baik, asupan gizi yang membaik, serta peran aktif dari kader-kader gizi yang ada di Kota Makassar. (Profil Dinkes Kota Makassar, 2010)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Somba opu Kab Gowa. Yang menderita KEK pada ibu hamil terdapat sebanyak 134 orang pada tahun 2011 dan kemudian pada tahun 2012 mulai bulan januari sampai bulan maret sebanyak 50 orang jadi jumlah keseluruhan sebanyak 184 orang.(Puskesmas Somba Opu 2011)
Berdasarkan uraian di atas penelliti sangat tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan ibu, frekuensi makan, asupan makanan, jarak kehamilan dengan KEK pada ibu hamil.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dikemukakan sebagai berikut:
1.    Apakah pengetahuan ibu berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
2.    Apakah frekuensi makan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
3.    Apakah asupan makanan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
4.    Apakah jarak kehamilan berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012 ?
C.   Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Somba Opu tahun 2012.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil
b.    Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
c.    Untuk mengetahui hubungan frekuensi makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
d.    Untuk mengetahui hubungan asupan makanan dengan kejadian KEK pada ibu hamil
D.   Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.  Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Puskesmas Somba Opu untuk lebih memperhatikan masalah KEK Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas itu sendiri.
2.  Manfaat Praktis
Penelitian ini menjadi pengalaman berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentang KEK Pada ibu hamil serta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengecam pendidikan.
3.  Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan atau referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
Klik Disini untuk Download Versi Lengkap